TEMPO.CO, Tangerang - PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan pembangunan infrastruktur pendukung IRC-86, runway ketiga, dan east cross taxiway untuk meningkatkan kapasitas sisi udara Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan pembangunan infrastruktur pendukung improve runway capacity 86 atau IRC-86 senilai Rp 625 miliar itu akan meningkatkan kapasitas dua runway yang sudah ada.
"Sehingga dapat mengakomodasi 86 penerbangan per jam pada kuartal pertama 2018 dari saat ini rata-rata 76 penerbangan per jam," ujar Awaluddin dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 6 Oktober 2017.
Saat ini pergerakan pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mencapai sekitar 1.300 pergerakan per hari. Dengan kapasitas runway yang nantinya dapat melayani 86 penerbangan per jam, arus pergerakan pesawat dapat lebih lancar sehingga membantu kinerja maskapai dalam hal on time performance (OTP).
Awaluddin mengatakan terdapat 12 proyek infrastruktur pendukung IRC-86. Di antaranya perluasan tempat parkir pesawat (apron) dan jalur penghubung runway dengan apron (taxiway), serta penambahan taxiway dan rapid exit taxiway yang dapat memangkas waktu tempuh pesawat dari runway menuju apron.
Menurut Awaluddin, penambahan kapasitas sisi udara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta memang sudah mendesak. Karena itu, Angkasa Pura II secara konsisten melakukan pengembangan di sisi udara melalui program IRC-86 dan pembangunan runway ketiga.
"Agar arus pergerakan pesawat di sisi udara dapat berjalan lancar dan membantu maskapai memenuhi OTP," katanya.
Awaluddin menyebut pembangunan runway ketiga saat ini dalam proses musyawarah pembebasan tanah, termasuk pembayaran kepada pemilik tanah yang setuju.
"Sejauh ini proses secara keseluruhan berjalan lancar dan kami optimistis pembangunan runway ketiga dapat cepat dilakukan sehingga bisa dioperasikan pada awal atau pertengahan tahun depan," tutur Awaluddin.
Pembangunan runway ketiga ini membutuhkan tanah seluas 216 hektare. AP II sudah memiliki lahan 49 hektare, sehingga sisa yang harus dibebaskan adalah 167 hektare. Lahan itu terletak di Desa Bojong Renged, Rawa Burung, Rawa Rengas, wilayah Kabupaten Tangerang, juga Kelurahan Benda dan Selapajang Jaya, serta wilayah Kota Tangerang.
Runway ketiga memiliki dimensi 3.000 x 60 meter persegi dan membutuhkan investasi sekitar Rp 1,7 triliun khusus untuk konstruksi.
Senior VP of Corporate Secretary PT Angkasa Pura II Agus Haryadi mengatakan, sejalan dengan program IRC-86 dan pembangunan runway ketiga, AP II tengah membangun east cross taxiway atau jalur penghubung antara runway I dan II, yang terletak di sisi timur bandara.
"East cross taxiway ini akan melengkapi west cross taxiway yang telah dioperasikan," kata Agus.
Menurut Agus, pembangunan east cross taxiway dengan investasi senilai Rp1,5 triliun ini dibagi dalam tiga tahap, yakni tahap I pada 2016-2017, tahap II pada 2016-2018, dan tahap III pada 2022-2023.
"Jika pembangunan tahap I dan II selesai, east cross taxiway sudah bisa dilalui pesawat, sedangkan tahap III merupakan pembangunan penambahan jalur," ucap Agus.
Nantinya, dengan runway 1, 2, dan 3, serta east dan west cross taxiway, Bandara Internasional Soekarno-Hatta dapat melayani 114 pergerakan per jam.
Adapun penambahan kapasitas di sisi udara ini mengikuti peningkatan kapasitas di sisi darat melalui pembangunan Terminal 3, serta revitalisasi Terminal 1 dan 2, yang direncanakan selesai pada tahun 2020. Juga pembangunan Terminal 4 yang direncanakan selesai pada 2022.
JONIANSYAH HARDJONO